Thursday, May 9, 2013

Reproduksi pada Hewan

A.Reproduksi Avertebrata
1) Reproduksi Vegetatif
a) Membelah Diri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel satu), misalnya AmoebaParamaecium, dan Euglena.
Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi masing-masing nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dan diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding sangat kuat.
Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik, dinding kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar, tumbuh dan berkembang menjadi Amoeba dewasa.
b) Fragmentasi 
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria.

image

c) Pembentukan Tunas
image
Gambar Tunas pada Hydra sp
Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh dari induk yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang berkembang biak dengan membentuk tunas ialah Hydra sp. Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi dengan tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut.
d) Sporulasi
image
Gambar  Sporozoa (Plasmodium sp) Penyebab Penyakit Malaria
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium sp. Plamodium adalah protozoa bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria. Dalam siklus hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.
2) Reproduksi Generatif
a) Protozoa
Pada Protozoa (hewan bersel satu), reproduksi generatif terjadi dengan konjugasi, yaitu perkawinan antara dua individu sejenis yang tidak diketahui jenis kelaminnya. Anggota Protozoa yang melakukan konjugasi, antara lainParamecium caudatum.
b) Porifera
Porifera (hewan berpori) merupakan hewan bersel banyak hidup melekat di dasar perairan dan bersifat hermafrodit. Meskipun mempunyai dua macam alat reproduksi, Porifera tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Dengan kata iain, untuk melakukan reproduksi tetap diperlukan dua individu. Proses reproduksi generatif Porifera adalah sebagai berikut:
· Ovum Porifera yang sudah masak dibuahi sperma individu lain yang sejenis. Dari pembuahan ini, terbentuklah larva berflagela (berbulu cambuk).
· Larva berflagela tersebut keluar dari tubuh induknya melalui suatu lubang yang disebut oskulum dan berenang menjauh.
· Larva yang sangat kecil yang disebut planula itu akan menempel pada suatu dasar perairan untuk tumbuh dan berkembang menjadi Porifera dewasa.
c) Coelenterata
Coelenterata berasal dari kata koilos yang berarti rongga tubuh  dan enteronyang berarti usus. Jadi Coelenteron artinya rongga yang  berfungsi sebagai usus, sering juga disebut Cnidaria. Anggota Coelenterata (hewan berongga) yang dapat melakukan reproduksi secara generatif adalah Hydra sp. Hydra bersifat hermaprodit. Testis (alat kelamin jantan) hydra berbentuk kerucut dan terletak pada kulit luar. Sedangkan alat kelamin betina berupa bulatan menggelembung. Berbeda dengan porifera, ovum Hydra dapat dibuahi oleh sperma yang dihasilkan oleh individu yang sama. Jadi, pada Hydra dapat terjadi pembuahan sendiri. Meskipun demikian, pembuahan sendiri jarang terjadi karena waktu masak ovum dan sperma tidak bersamaan.